Alkohol: Sama Namun Berbeda

alkohol1

 

Alkohol bukan hal yang asing lagi bagi kita. Kita sering mendengar istilah alkohol pembersih luka dengan kadar 90% atau 70%. Kita juga mengenal minuman beralkohol. Bahkan beberapa jenis makanan juga mengandung alkohol. Tape yang terbuat dari singkong maupun dari beras ketan, makin lama terasa keras dan pahit karena mengandung alkohol.

Apakah semua alkohol tersebut sama? Dapatkah kita membuat minuman beralkohol hanya dengan mencampurkan sirup atau larutan gula dengan alkohol pembersih luka yang kita beli?

Alkohol yang sering kita jumpai sebenarnya merupakan senyawa etanol dengan rumus molekul C2H5OH. Sifat khas senyawa ini adalah bisa mempengaruhi susunan syaraf pusat. Jika diminum dalam jumlah banyak akan membuat kita tak sadar/mabuk, bahkan bisa menyebabkan kematian. Bila dalam jumlah sedikit akan memperlambat reaksi dan koordinasi anggota tubuh. Data di Amerika Serikat menunjukkan 50% kecelakaan lalu lintas yang fatal disebabkan oleh pengemudi mabuk. Selain memabukkan, alkohol juga bisa digunakan sebagai antiseptik dan pegnawet.

Alkohol pembersih luka tidak sama dengan alkohol yang terkandung dalam minuman atau tape. Alkohol pembersih luka dengan kadar 70% atau 90% merupakan alkohol yang terdenaturasi, artinya alkohol sudah dicampur dengan bahan lain yang sangat beracun bagi tubuh, yaitu methanol (CH3OH) atau benzena (C6H6). Bahan campuran ini tidak dapat dipisahkan kembali. Methanol merupakan senyawa menyebabkan kebutaan dan kelumpuhan bila terminum atau terhirup. Benzena dalam kasus ringan bisa menyebabkan kekurangan eritrosit dan leukosit, dalam kasus berat dapat menimbulkan rasa mual bahkan kematian karena kegagalan fungsi jantung atau pernapasan. Oleh karena itu, walapun kita mengenal dengan nama yang sama, fungsi dan pengaruh alkohol sangat berbeda dalam tubuh.